~Ajari aku mencintaiMu dalam lelah,
Ajari aku mencintaiMu dalam duka,
Karena jiwa kadang rapuh bosan tak setia,
Ajari aku mencintaiMu~
Ajari aku mencintaiMu dalam duka,
Karena jiwa kadang rapuh bosan tak setia,
Ajari aku mencintaiMu~
Kau kata --
"Langit ni sama macam jiwa aku. Kosong"
Aku senyum. Langit sama macam jiwa kau? Aku setuju. Ia juga sama dengan jiwa aku.
Tapi tentang kosong, aku kurang setuju.
Kawan, tidakkah kau sedar langit itu dihiasi bulan dihiasi bintang?
Langit itu -- meski terkadang menurunkan basahnya hujan, memberi kilat yang menakutkan, atau guruh yang berdentum kuat,
Ia juga melemparkan pelangi -- setelah tamatnya segala perkara tadi.
Lalu aku kata -- ya. Jiwa kita seperti langit.
Ia selalu dihiasi bintang -- bersinar terang tanda cintanya Allah.
Terkadang jiwa kita dilanda hujan -- tapi sabar. Sekejap sahaja lagi muncullah pelangi cantik.
Bukankah kau suka pada pelangi itu kawan? Bukankah kita semua tahu yang akan datang lebih baik dari yang telah pergi?
Lalu kawan, bila kau kata jiwa kau seperti langit, kosong --
Aku mohon kau pandang langit sekali lagi.
Bukan dengan mata biasa.
Tapi dengan hati di dalam dada.
Salam cinta.
:)
~Waktu kan berlalu
Waktu tak kembali
Berharap berarti
Sebelum ku mati
Ajarilah aku untuk mencintai
Setulusnya hati sepenuh jiwa ini~
Waktu tak kembali
Berharap berarti
Sebelum ku mati
Ajarilah aku untuk mencintai
Setulusnya hati sepenuh jiwa ini~
No comments:
Post a Comment