Bertanyalah

"Sorry, but can you provide me with a praying room or maybe just a small clean area for me to pray?" 

Saya menyusun ayat itu satu persatu, berhati-hati bercampur gementar saat berurusan menerusi e-mel dengan orang yang akan menguruskan aktiviti saya kelak.

Waktu aktiviti bertembung dengan waktu solat, menyebabkan kelak saya mungkin tidak sempat bersolat di bilik sendiri. 

mulanya saya sekadar befikir -- ah sembahyang jelah nanti kat celah-celah mana pun. 

Tapi, tak salah bertanya dahulu. Lalu saya nekad, meski kelak jawapannya 'tidak', sekurangnya saya telah bertanya.

Keesokannya saya mendapat balasan e-mail --

"Sure, we will provide you with a praying room. I will put a note in my calendar."

Mata saya berkaca-kaca. Betapa baiknya mereka. Teringat pula peristiwa dahulu, saat saya perlu mengikuti training di sebuah negara bukan Islam --

"Excuse me, do you perhaps have a praying room here?" Saya bertanya kepada penganjur tatkala masuk waktu solat zohor. 

Masih saya ingat muka penganjur program bertukar cemas, "oh do you need to pray? Gosh we did not prepare any room for that."

Dia mundar-mandir ke sana ke mari, bertanya sini sana dan kemudian dengan wajah kesal kembali kepada saya, "im sorry, we do not have any room for your prayers, but you can just use that small area there." 

Dia menunjukkan sebuah tempat kecil yang sedikit tersorok. 

"Sure. Thank you very much!" 

"I'm really sorry but nobody ever ask about it before so we don't know." 

Nobody ever ask. Saya tersentap. Selalunya yang saya dengar cumalah marah-marah orang seagama dengan saya apabila mereka yang bukan beragama Islam tidak faham tentang Agama kita. Walhal, bila difikir kembali, kita sendiri pun bukannya benar-benar faham Agama mereka. 

Malah, kita sendiri tidak memberi faham kepada mereka. Tidak menerangkan dengan baik -- yang kita tahu cuma marah. 

"Bos aku tak bagi aku sembahyang!"

"Diorang tu tak hormat orang puasa!"

Look, if you never ask -- the answer will always be no.

Tak kiralah dalam situasi apa pun jua--tanya. Ia tak pernah merugikan. Kalau jawapannya tidak, takpe. Move on. Cari cara lain. 

Tapi kalau sebenarnya jawapannya 'ya', tak ke rugi kita tidak bertanya terlebih dahulu? Tak ke rugi kita rasa frust sendiri? Tak ke rugi kita marah-marah dalam hati, walhal sebenarnya tak ada apa pun, kita yang overthinking. 

Tanya. Dan kemudian amanahlah -- Kalau orang dah bagi sembahyang jangan pula ambil kesempatan pergi makan lah hisap rokoklah. Okay? 

And in the end, when you grow older, make sure you can say -- i chose my life. I did not settle for it. I chose it.

Kerana hakikatnya, hidup adalah sebuah pilihan. Pilihlah menjadi hamba yang berusaha sebelum menyerahkannya kepada Pencipta.

Dan --

Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, nescaya Dia menjadikan baginya jalan keluar.

(At-Talaq :2)

Salam cinta :)