Aku Bukan Manusia Terhebat

Aku bukan manusia terhebat,
Yang saban waktu menyulam pahala,
Bukan juga manusia terbilang,
Yang setiap detik mencipta nama,

Aku bukan manusia terhebat,
Yang seolah tidak punya hati dan perasaan,
Bukan juga manusia mulia,
Yang layak untuk kau puja,

Aku...
Hanya insan biasa,
Yang bila diluka jadi sakit,
Yang bila jatuh perlu didirikan,

Ah,
Aku bukan seperti yang kau sangka,
Saban waktu diiringi tawa,
Aku bukan juga seperti yang kau lihat,
Tersenyum atas setiap yang datang melanda.

Aku,
Punya hati yang berdarah,
Punya jiwa yang tercalar,
Punya perasaan yang bergelora,
Punya akal yang entah ke mana,

Aku,
Terkadang jua tersungkur,
Terkadang jua tergelincir,
Maka jangan pandang aku dengan pandangan yang tinggi,
Kerana yang paling tinggi itu hanyalah Allah.

Aku adalah insan yang terluka,
Tetapi mampu sembuh melihat kau ketawa,
Aku adalah sekeping hati yang tercalar,
Namun terubat melihat kau tersenyum,
Aku adalah jiwa yang bergelora,
Namun mampu tenang melihat kau gembira,

Maka teman,
Jangan dianggap aku insan tak punya masalah,
Jangan dirasa aku manusia mulia,
Jangan berubah kerana aku,
Jangan bergantung harapmu padaku,
Jangan sesekali berbuat begitu,
Kerana sekaliku futhur,
Kau pasti berpaling jauh..

Teman,
Ketahuilah...
Di bahuku punya beban yang tidak kau nampak,
Di hatiku punya perasaan yang tidak kau lihat,
Aku hanyalah seorang hamba yang masih mencari setitis cinta Ilahi,
Aku hanyalah hamba yang saban waktu menempah dosa,
Aku hanyalah hamba yang tidak tahu bila kan pulang padaNya,
Aku hanyalah seorang hamba yang hina di sisi Tuhan,

Aku...
Bukanlah manusia terhebat!
Maka andai ku tergelincir,
Tarik tanganku,
Usah dibiarkan aku menjunam terus ke dalam lembah yang curam,
Andai aku terjatuh,
Tariklah tanganku kembali ke lantai yang selamat,

Aku....
Masih lagi seorang hamba,
Yang dahagakan cinta pada Rabbku.

Aku....
Masih lagi seorang hamba yang keliru,
Yang mengharapkan Allah dalam setiap denyut nadiku....

Allah...Allah...Allah....